Ditulis Oleh: Dila Nur Asmalah
Bulan Ramadan bisa juga disebut dengan bulan syahrun mubarak. Hal ini berdasarkan pada dalil hadist Nabi Rasulullah SAW yang artinya :”Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi). Juga, setiap ibadah yang dilakukan pada bulan ini, akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT. Ramadan sangat penuh arti karena biasanya ada budaya-budaya yang dilakukan saat Ramadan, khususnya di Negara yang mayoritas warganya beragama Islam. Tetapi bagaimana jika berpuasa di Negara yang mayoritas warga negaranya bukan muslim yaitu Jepang?
Di Jepang, menurut Kementerian Pendidikan Jepang ada sekitar 107 juta orang warga Jepang yang menganut agama Shinto. Sedangkan warga muslim di sana hanya sekitar 121.062 orang. Lalu, bagaimana warga muslim di sana menjalankan ibadah-ibadahnya selama bulan Ramadan? Sama seperti bulan-bulan lainnya, warga Jepang menjalankan kegiatan sebagaimana biasanya. Rumah makan, bar dan sebagainya tetap beroperasi.
Warga muslim di Jepang menjalankan puasa atau biasa disebut Danjiki selama kurang lebih 16 jam lamanya. Hal ini bisa terjadi karena biasanya Ramadan bertepatan dengan musim panas. Mereka santap sahur pukul dua dini hari dan mulai berpuasa pukul tiga. Lalu, pada pukul tujuh malam mereka baru bisa berbuka puasa.
Uniknya, mesjid-mesjid di Jepang mengadakan buka bersama setiap hari pada saat Ramadan dan menghidangkan menu berbuka puasa dari berbagai Negara. Sehingga, mereka bisa mencicipi makanan dan minuman dari negara lain. Di lanjut dengan solat magrib, isya, tarawih lalu mendengarkan ceramah. Mesjid-mesjid itu tidak menggunakan pengeras suara yang terdengar sampai ke luar karena mereka menghargai warga lain yang tidak menjalankan Ramadan untuk beristirahat. Begitupun sebaliknya, warga yang tidak menjalankan Ramadan menghargai umat muslim yang berpuasa dengan bertanya “apakah tidak apa-apa untuk makan atau minum disekitar mereka?“
Walaupun bulan suci Ramadan di Jepang tidak semeriah di Indonesia, bulan ini akan memberikan nuansa dan kesannya sendiri. Perjuangan untuk beribadah di negeri sakura ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Jadi, apakah kamu tertarik untuk merasakan bulan Ramadan di Negara Samurai ini?