Ditulis oleh : Fahmi Daffa Nazarudin

Hinamatsuri (雛祭り、ひなまつり) adalah salah satu festival di Jepang yang diadakan pada tanggal 3 Maret. Festival ini diadakan untuk mendoakan para anak perempuan agar selalu sehat dan diberi kemakmuran. Keluarga yang memiliki anak perempuan memajang deretan boneka yang disebut hinaningyou (雛人形、ひなにんぎょう).

Satu set boneka berisi terdiri dari boneka kaisar, permaisuri, para putri, dan pemusik tradisional yang menggambarkan upacara pernikahan tradisional Jepang. Selain itu juga terdapat beberapa boneka laki-laki yang berperan sebagai mentri dan para pesuruh laki-laki. Walaupun disebut matsuri atau festival, perayaan ini lebih merupakan acara keluarga di rumah dan hanya dirayakan keluarga yang memiliki anak perempuan. Sebelum hari perayaan tiba, anak-anak membantu orang tua mengeluarkan boneka dari kotak penyimpanan untuk dipajang. Sehari sesudah Hinamatsuri, boneka harus segera disimpan karena dipercaya sudah menyerap roh-roh jahat dan nasib sial.

source: visithiroshima.net

Susunan Boneka

Barisan Pertama

Barisan Pertama berisi Kaisar (O-dairi-sama) dan Permaisuri (O-hina-sama). Arti dari Dairi sendiri adalah “istana kaisar” dan arti dari Hina adalah “sang putri”

Barisan Kedua

Barisan Kedua berisi tiga buah boneka putri. Tiga putri tersebut membawa peralatan untuk minum sake. Putri yang berada di tengah membawa mangkuk sake yang disebut sakazuki dan dua putri disebelahnya membawa poci sake yang disebut kuwae no choushi dan wadah sake yang disebut nagae no choushi. Gigi salah satu putri dihitamkan atau disebut juga ohaguro dan alisnya dicukur habis.

Barisan Ketiga

Barisan ketiga berisi lima boneka pemusik pria yang disebut go-nin bayashi. Empat musisi masing-masing membawa alat musik, kecuali penyanyi yang membawa kipas lipat. Alat musik yang dibawa masing-masing pemusik adalah taiko, ōkawa, kotsuzumi, dan seruling.

Barisan Keempat

Barisan keempat berisi dua boneka menteri yang disebut daijin yang terdiri dari Menteri Kanan yang disebut Udaijin dan Menteri Kiri yang disebut Sadaijin. Boneka Menteri Kanan digambarkan masih muda, sedangkan boneka Menteri Kiri tampak jauh lebih tua.

Barisan Kelima

Barisan kelima berisi para tiga boneka pesuruh pria yang disebut shichō. Ketiganya masing-masing membawa bungkusan berisi topi yang disebut daigasa yang dibawa dengan sebilah tongkat, sepatu yang diletakkan di atas sebuah nampan, dan payung panjang dalam keadaan tertutup. Dalam versi lain, pesuruh pria membawa penggaruk dari bambu atau kumade dan sapu.

Makanan yang Sering Disantap Ketika Festival Hinamatsuri

Chiraishizushi adalah makanan yang selalu disantap ketika Hinamatsuri di laksanakan. Isi dari chiraishizushi ini adalah meliputi nasi sushi yang dimakan bersama neta berupa makanan laut dan sayur-sayuran yang dipotong kecil-kecil. Nasi sushi tidak dibentuk melainkan diisikan ke dalam wadah dari kayu, piring atau mangkuk.

Chiraishizushi – source: Google

Selain Chiraishizushi terdapat makanan lain seperti kue hishimochi, kue hikigiri, makanan ringan hina arare, sup bening dari kaldu ikan tai atau kerang (hamaguri). Untuk minumannya sendiri terdapat sake putih atau shirozake yang terbuat dari fermentasi beras ketan. Karena anak-anak tidak bisa meminum shirozake, maka penggantinya adalah amazake atau sake manis yang tidak ada alkoholnya.

Hishimochi – source: Google

Salah satu kue yang sering sekali ada setiap Hinamatsuri berlangsung, adalah kue hishimochi atau bisa juga disebut dengan kue lapis. Kue lapis ini memiliki tiga buah warna, pink, putih dan hijau. Masing-masing warna memiliki arti, seperti pink yang menandakan bunga persik yang dipercaya dapat menghalau kesialan. Warna putih yang mengartikan kesucian dan juga sisa-sisa salju. Dan yang terakhir adalah warna hijau yang memiliki arti kesehatan dan umur panjang atau rumput muda yang mulai tumbuh di sela-sela salju. Gimana? Menarik bukan?

Leave a Reply

Your email address will not be published.